Sabtu, 19 November 2011

TUBERKOLOSIS PARU




TUBERKOLOSIS   PARU


PENGERTIAN :
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberkulosis.

ETIOLOGI :
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menyukai daerah yang banyak oksigin, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang tinggi kandunagn oksiginnya yaitu. daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi prediksi pada penyakit Tuberkulosis


PENULARAN DAN FAKTOR RESIKO
Ditularkan dari orang ke orang oleh trasmisi melalui udara. Individu terinfekasi melalui berbicara, batuk, bersin, tertawa, bernyanyi, melepaskan dropelt besar yang menetap dan yang kecil tertahan di udara dan terhirup oleh individu yang retan.
Indiviud yang beresiko adalah :
-          Mereka yang kontak dekat dengan seseorang yang mempunyai TB aktif
-          Individu imunorepresif
-          Pengguna obat0oabat IV dan alkoholik
-          Setiap individu tanpa perawatan yang adekuat
-          Imigran dari negara dengan insiden TB yang tinggi
-          Individu yang tinggal di daerah yang kumuh
-          Petugas kesehatan

TANDA & GEJALA
Keluhan dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan, yang terbanyak adalah :
1.      Demam : subfebril, febril ( 40-41derajat C) hilang timbul.
2.      Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini untuk membuang /mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulenta (menghasilkan sputum)
3.      Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.
4.      Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5.      Malaise : ditemukan beripa anorexia, nafsu makan menurun, BB menurun, sakir kepala, nyeri otot, keringat diwaktu malam hari


Patofisiologi

                                                   Mycobacterium TBC




                                                   Masuk jalan napas




                                                   Tinggal  di  Alveoli




        Tanpa infeksi                            Inflamasi                     disebar oleh limfe










                                                            Fibrosis                     Timbul jar. Ikat sifat
                                                                                                Elastik & tebal.
                                                          Kalsifikasi
  - Batuk                                                                                 Alaveolus  tidak
  - Spuntum purulen                          Exudasi                      kembali saat
  - Hemoptisis                                                                               ekspirasi
  - BB menurun                               Nekrosis/perkejuan
                                                                                                Gas tidak dapat
                                                             Kavitasi                     berdifusi dgn. Baik.




                                                                                                         Sesak
                                                 
       Kuman




                                                  Infeksi primer












Sembuh  total                       Sembuh dgn. Sarang              Komplikasi
                                                          ghon                           - Menyebar ke seluruh
                                                                                            tubuh scr. Bronkhogen,
                                                                                            limphogen, hematogen

Infeksi post primer                 Kuman dormant
                                         Muncul bertahun kemudian


Diresorpsi kembali/sembuh        Membentuk jar. keju                Sarang meluas
                                                      Jika dibatukkan                        sembuh dgn.
                                                      membentuk kavitas.                Jar. Fibrotik












                        .

Kavitas meluas                 Memadat & membungkus diri             Bersih & menyembuh
Membentuk sarang                         tuberkuloma               

Pemeriksaan penunjang
a).     Pemeriksaan Radiologi
       Tuberkulosis paru mempunyai gambaran patologis, manifestasi dini berupa suatu koplek kelenjar getah bening parenkim dan lesi resi TB biasanya terdapat di apeks dan segmen posterior lobus atas paru – paru atau pada segmen superior lobus bawah. (Dr. dr. Soeparman. 1998). Hal 719)
b).    Pemeriksaan laboratorium
(1).  Darah
                  Adanya kurang darah, ada sel – sel darah putih yang meningkatkan serta laju endap darah meningkat terjadi pada proses aktif. (Head Al Sagaff. 1995. Hal 91)
(2).  Sputum
       Ditemukan adanya Basil tahan Asam (BTA) pada sputum yang terdapat pada penderita tuberkulosis paru yang biasanya diambil pada pagi hari.(SPS) (DR. Dr. Soeparman dkk, 1998. Hal 719, Barbara. T. long. Long. Hal 447, th 1996)
(3).  Test Tuberkulosis
       Test tuberkulosis memberikan bukti apakah orang yang dites telah mengalami infeksi atau belum. Tes menggunakan dua jenis bahan yang diberikan yaitu : Old tuberkulosis (OT) dan Purifled Protein Derivative (PPD) yang diberikan dengan sebuah jarum pendek (1/2 inci) no 24 – 26, dengan cara mecubit daerah lengan atas dalam 0,1 yang mempunyai  kekuatan dosis 0,0001 mg/dosis atau 5 tuberkulosis unit (5 TU). Reaksi dianggap bermakna jika diameter 10 mm atau lebih reaksi antara 5 – 9 mm dianggap meragukan dan harus di ulang lagi. Hasil akan diketahui selama 48 – 72 jam tuberkulosis disuntikkan. (DR. Dr. Soeparman, 1998, hal 721, Sylvia. A. price, 1995, hal 755, Barbara. C. long, 1996, hal 446)

Pengkajian
Pengkajian adalah komponen kunci dan pondasi proses keperawatan, pengkajian terbagi dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan data, analisa data dan diagnosa keperawatan. (H. Lismidar, 1990. Hal 1)
a.          Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data ada urutan – urutan kegiatan yang dilakukan yaitu :
1).    Identitas klien
Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita TB patu yang lain. (dr. Hendrawan Nodesul, 1996. Hal 1)
2).    Riwayat penyakit sekarang
Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas, batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu badan meningkat mendorong penderita untuk mencari pengonbatan.
3).    Riwayat penyakit dahulu
Keadaan atau penyakit – penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberkulosis paru antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali aktif.
4).    Riwayat penyakit keluarga
Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru yang menderita penyakit tersebut sehingga sehingga diteruskan penularannya.
5).    Riwayat psikososial
Pada penderita yang status ekonominya menengah ke bawah dan sanitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru yang lain (dr. Hendrawan Nodesul, 1996).
6).    Pola fungsi kesehatan
a).      Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada klien dengan TB paru biasanya tinggal didaerah yang berdesak – desakan, kurang cahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah yang sumpek. (dr. Hendrawan Nodesul, 1996)
b).      Pola nutrisi dan metabolik
  Pada klien dengan TB paru biasanya mengeluh anoreksia, nafsu makan menurun. (Marilyn. E. Doenges, 1999)
c).      Pola eliminasi
Klien TB paru tidak mengalami perubahan atau kesulitan dalam miksi maupun defekasi
d).     Pola aktivitas dan latihan
Dengan adanya batuk, sesak napas dan nyeri dada akan menganggu aktivitas. (Marilyn. E. Doegoes, 1999)
e).      Pola tidur dan istirahat
Dengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada penderita TB paru mengakibatkan terganggunya kenyamanan tidur dan istirahat. (Marilyn. E. Doenges, 1999)
f).       Pola hubungan dan peran
Klien dengan TB paru akan mengalami perasaan isolasi karena penyakit menular. (Marilyn. E. Doenges, 1999)
g).      Pola sensori dan kognitif
Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa, penglihatan, dan pendengaran) tidak ada gangguan.
h).      Pola persepsi dan konsep diri
Karena nyeri dan sesak napas biasanya akan meningkatkan emosi dan rasa kawatir klien tentang penyakitnya. (Marilyn. E. Doenges, 1999)
i).        Pola reproduksi dan seksual
Pada penderita TB paru pada pola reproduksi dan seksual akan berubah karena kelemahan dan nyeri dada.
j).        Pola penanggulangan stress
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka akan mengakibatkan stress pada penderita yang bisa mengkibatkan penolakan terhadap pengobatan. (dr. Hendrawan Nodesul, 1996. Hal 23)
k).      Pola tata nilai dan kepercayaan
Karena sesak napas, nyeri dada dan batuk menyebabkan terganggunya aktifitas ibadah klien.
7).    Pemeriksaan fisik
Berdasarkan sistem – sistem tubuh
a).    Sistem integumen
Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor kulit menurun
b).    Sistem pernapasan
      Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik dijumpai
 inspeksi :  adanya tanda – tanda penarikan paru, diafragma, pergerakan napas yang tertinggal, suara napas melemah. (Purnawan Junadi DKK, th 1982, hal 213)
Palpasi   : Fremitus suara meningkat. (Hood Alsogaff, 1995. Hal 80)
Perkusi      : Suara ketok redup. (Soeparman, DR. Dr. 1998. Hal 718)
Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah, kasar dan yang nyaring. (Purnawan. J. dkk, 1982, DR. Dr. Soeparman, 1998. Hal 718)
c).    Sistem pengindraan
Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada kelainan
d).   Sistem kordiovaskuler
Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 yang mengeras. (DR.Dr. Soeparman, 1998. Hal 718)
e).    Sistem gastrointestinal
Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan turun. (DR.Dr. Soeparman, 1998. Hal 718)
f).     Sistem muskuloskeletal
Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang tidur dan keadaan sehari – hari yang kurang meyenangkan. (Hood Al Sagaff, 1995. Hal 87)
g).    Sistem neurologis
Kesadaran penderita yaitu komposments dengan GCS : 456
h).    Sistem genetalia
Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia

1.    Diagnosa  Keperawatan
a.    Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan  inflamasi dan obstruksi jalan nafas
b.    Gangguan pertukaran gas
c.    Resiko ketidakseimbangan volume cairan
d.     Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh mengabsorbsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis.
e.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan fungsi pernafasan
f.     Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi
g.    Regimen terupentik tidak efektif
h.    Defisit self care

Rencana Keperawatan

No
 Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
1.
Bersihkan jalan nafas tidak efektif b.d inflamasi dan obstruksi jalan nafas

Batasan Karaktersitik :
-    Dispneu, penurunan su-ara nafas
-    Orthopneu
-    Cyanosis
-    Kelainan suara nafas (rales, wheezing)
-    Kesulitan berbicara
-    Batuk, tidak efektif atau tidak ada
-    Mata melebar
-    Produksi sputum
-    Gelisah
-    Perubahan frekuensi dan irama nafas

Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan se-lama … X 24 jam ke-bersihan jalan nafas klien efektif, dengan criteria :

Status Respirasi : Ven-tilasi (0403)
-          Mendemonstrasikan ba-tuk efektif
-          Suara nafas yang bersih
-          Tidak ada sianosis
-          Tidak ada dispneu (mam-pu bernafas dengan mudah)
-          Tidak ada pursed lips

Status Respirasi : Patensi Jalan Nafas (0410)
-          Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik
-          Irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal
-          Tidak ada suara nafas ab-normal
-          Mampu mengidentifika-sikan dan mencegah faktor yang dapat meng-hambat jalan nafas

Manajemen Jalan Nafas (3140)
1         Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jawaban thrust bila perlu
2         Posisikan klien untuk me-maksimalkan ventilasi
3         Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4         Pasang mayo bila perlu
5         Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6         Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
7         Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
8         Lakukan suction pada mayo
9         Kolaborasi pemberian bron-codilator
10     Berikan pelembab udara kassa basah NaCl lembab
11     Monitor respirasi dan status O2.

Membersihkan Jalan Nafas (3160)
1.       Pastikan kebutuhan oral suctioning / tracheal suc-tioning
2.       Auskultasi suara nafas se-belum dan sesudah suctioning
3.       Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning
4.       Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
5.       Berikan O2 dengan meng-gunakan nasal untuk mem-fasilitasi suksion nasotrakeal
6.       Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
7.       Anjurkan klien untuk istirahat dan nafas dalam setelah kateter dikeluarkan  dari nasotrakeal
8.       Monitor status oksigen klien
9.       Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion
10.    Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila klien me-nunjukkan bradikardi, pe-ningkatan saturasi O2, dan lain-lain

Batuk efektif (3250)
1         Monitor fungsi paru-paru, kapasitas vital, dan inspirasi maksimal
2         Dorong klien melakukan nafas dalam, ditahan 2 detik lalu batuk 2-3 kali
3         Anjurkan klien nafas dalam beberapa kali, dikeluarkan dengan pelan-pelan dan batukkan di akhir ekspirasi

Terapi Oksigen (3320)
1.       Bersihkan secret di mulut, hidung dan trakhea / tenggorokan
2.       Pertahankan patensi jalan nafas
3.       Jelaskan pada klien / keluarga tentang pentingnya pembe-rian oksigen
4.       Berikan oksigen sesuai kebutuhan
5.       Pilih peralatan sesuai ke-butuhan :  kanul nasal 1-3 l/mnt, head box 5-10 l/mnt,  d
6.       Monitor aliran oksigen
7.       Monitor selang oksigen
8.       Cek secara periodik selang oksigen, air  humidifier, aliran oksigen
9.       Observasi tanda kekurangan oksigen :  gelisah, sianosis dll
10.    Monitor tanda keracunan oksigen
11.    Pertahankan oksigen selama dalam transportasi
12.    Anjurkan klien / keluarga untuk mengamati persediaan oksigen, air humidifier, jika habis laporkan petugas

Mengatur posisi (0840)
1.       Atur posisi klien semi fowler, ekstensi kepala
2.       Miringkan kepala bila muntah 

Fisioterapi dada (3230)
1         Tentukan adanya kontra-indikasi fisioterapi dada
2         Tentukan segmen paru-paru yang memerlukan fisioterapi dada
3         Posisikan klien dengan seg-men paru yang memerlukan drainase diletakkan lebih tinggi
4         Gunakan bantal kepala untuk membantu mengatur posisi
5         Kombinasikan teknik perkusi dan posturnal drainase
6         Kombinasikan teknik fibrasi dan posturnal drainase
7         Kelola terapi inhalasi
8         Kelola pemberian broncho-dilator, mukolitik
9         Monitor dan tipe sputum
10     Dorong batuk sebelum dan sesudah posturnal drainase

2.
Intoleransi aktivitas b.d perubahan fungsi perna-fasan

Bahan Karakteristik  :
-          Melaporkan secara verbal adanya kele-lahan atau kele-mahan
-          Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap akti-vitas
-          Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia
-          Adanya dispneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas
Setelah dilakukan tin-dakan keperawatan se-lama … X 24 jam, klien mampu  mencapai tole-ransi aktivitas, dengan kriteria :

Toleransi Aktivitas (0005)
-          Saturasi oksigen da-lam batas normal ketika beraktivitas
-          HR dalam batas nor-mal ketika berakti-vitas
-          Respirasi dalam batas normal saat aktivitas
-          Tekanan darah sis-tolik dalam batas normal saat ber-aktivitas
-          Tekanan darah dias-tolik dalam batas nor-mal saat beraktivitas
-          EKG dalam batas nor-mal
-          Warna kulit
-          Usaha bernafas  saat beraktivitas
-          Berjalan di ruangan
-          Berjalan jauh
-          Naik tangga
-          Kekuatan ADL
-          Kemampuan       berbi-cara saat latihan

Konservasi Energi (0002)
-          Aktivitas dan istirahat seimbang
-          Menggunakan tekniuk konservasi energi
-          Tidur dalam batas normal

Self Care ADL (0300)
-          Berpartisipasi dalam akti-vitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
-          Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADL) secara mandiri : makan, mandi, toileting, ambulasi dll
Terapi Aktivitas (4310)
1.       Kolaborasikan dengan tenaga reha-bilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat
2.       Bantu klien untuk meng-identifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
3.       Bantu memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
4.       Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
5.       Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
6.       Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
7.       Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di waktu luang
8.       Bantu klien / keluarga untuk meng-identifikasi kekurangan dalam beraktivitas
9.       Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
10.    Bantu klien untuk mengem-bangkan motivasi diri dan penguatan
11.    Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

Manajemen Energi  (0180)
1.       Observasi adanya pemba-tasan klien dalam melakukan aktivitas
2.       Dorong mengungkapkan pe-rasaan terhadap keterbatasan
3.       Kaji adanya factor yang menyebabkan adanya kele-lahan
4.       Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
5.       Monitor klien adanya kele-lahan fisik dan emosi secara berlebihan
6.       Monitor respon kardiovas-kuler terhadap aktivitas
7.       Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat klien

3
Defisit pengetahuan b.d tidak familiar dengan sumber informasi

Batasan Karakteristik :
-          Mengungkapkan ma-salah
-          Tidak tepat mengi-kuti perintah
-          Tingkah laku yang berlebihan (histeris, bermusuhan, agitasi, apatis)

Setelah dilakukan pen-jelasan selama … X per-temuan klien / orang tua mengetahui dan mema-hami tentang penyakit-nya, dengan kriteria :

Knowledge : Disease Process (1803) :
-          Mengetahui  jenis / nama penyakitnya
-          Mampu menjelaskan pro-ses penyakit
-          Mampu menjelaskan fak-tor resiko
-          Mampu menjelaskan efek penyakit
-          Mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit
-          Mampu menjelaskan komplikasi
-          Mampu menjelaskan ba-gaimana mencegah kom-plikasi

Knowledge : Health be-haviors (1805)
-          Mampu menjelaskan pola nutrisi yang sehat
-          Mampu menjelaskan aktifitas yang ber-manfaat
-          Mampu menjelaskan efek tembakau / merokok
-          Mampu menjelaskan teknik manajemen stress
-          Mampu menjelaskan efek zat kimia
-          Mampu menjelaskan bagaimana mengu-rangi resiko sakit
-          Mampu menjelaskan bagaimana menghin-dari lingkungan yang  berbahaya (factor pencetus)
-          Mampu menjelaskan pemakaian obat sesuai resep
Teaching : Disease Process (5602)
1.       Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien / keluarga tentang proses penyakitnya
2.       Jelaskan patofisiologi pneu-monia dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi dengan cara yang sesuai.
3.       Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada pneumonia (pernafasan cepat, tarikan dinding dada) dengan cara yang sesuai
4.       Gambarkan proses penyakit pneumonia dengan cara yang sesuai
5.       Identifikasi kemungkinan pe-nyebab dengan cara yang tepat
6.       Bantu klien / keluarga me-ngenali factor pencetus serangan sesak nafas
7.       Berikan informasi pada klien / orang tua tentang kondisi  penyakit dengan tepat
8.       Informasikan kepada orang tua tentang kemajuan / perkembangan penyakit klien dengan cara yang sesuai
9.       Sediakan informasi tentang pengukuran diagnostic  yang tersedia
10.    Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin di-perlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pe-ngontrolan penyakit
11.    Diskusikan pilihan terapi atau pe-nanganan
12.    Gambarkan pilihan rasional reko-mendasi manajemen terapi / pe-nanganan
13.    Dukung klien / keluarga un-tuk mengeksplorasikan atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat
14.    Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan dengan cara yang tepat
15.    Instruksikan klien / keluarga me-ngenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pem-beri perawatan
16.    Kuatkan informasi yang disediakan tim kesehatan yang lain dengan cara yang tepat

Teaching Procedur / Treatment
(5618)
1.       Informasikan kepada klien dan keluarga kapan prosedur pengobatan akan dilaksa-nakan
2.       Informasikan seberapa lama prosedur pengobatan akan dilakukan
3.       Informasikan tentang per-alatan yang akan digunakan dalam pengobatan
4.       Informasikan kepada orang tua siapa yang akan me-lakukan prosedur pengobatan
5.       Jelaskan tujuan dan alasan dilakukan prosedur peng-obatan
6.       Anjurkan kepada klien untuk kooperatif saat dilakukan prosedur pengobatan
7.       Jelaskan tentang perasaan yang mungkin akan dialami selama dilakukan prosedur pengobatan













Tidak ada komentar:

Posting Komentar